[REVIEW] Windhy Puspitadewi – Let Go

image

Judul: Let Go
Penulis: Windhy Puspitadewi
Penerbit: Gagas Media

Kau tahu apa artinya kehilangan? Yakinlah, kau tak akan pernah benar-benar tahu sampai kau sendiri mengalaminya.

Raka tidak pernah peduli pendapat orang lain, selama ia merasa benar, dia akan melakukannya. Hingga, suatu hari, mau tidak mau, ia harus berteman dengan Nathan, Nadya, dan Sarah. Tiga orang dengan sifat yang berbeda, yang terpaksa bersama untuk mengurus mading sekolah. Nathan, si pintar yang selalu bersikap sinis. Nadya, ketua kelas yang tak pernah meminta bantuan orang lain, dan Sarah, cewek pemalu yang membuat Raka selalu ingin membantunya.
Lagi-lagi, Raka terjebak dalam urusan orang lain, yang membuatnya belajar banyak tentang sesuatu yang selama ini ia takuti. Kehilangan.

Rate : 4/5

Caraka Pamungkas cowok yang suka ikut campur urusan orang lain secara tidak langsung harus masuk dalam kehidupan 3 orang dengan sifat yang berbeda.
Nadya, cewek ketua kelas ini selalu melakukan segala hal sendirian. Ia selalu merasa tidak membutuhkan bantuan orang lain, dan memang pada dasarnya pintar dalam segala bidang.
Nathan, cowok jenius yang sangat dingin ini memiliki karakter yang sangat tertutup. Dan kalian tahu? Sekalinya dia bicara itu begitu sangat amat pedas. Semuanya ia lalukan karena rahasia yang ada dalam dirinya.
Sarah, cewek pemalu ini selalu membuat Caraka ingin membantunya.

Novel ini yang membawa aku terasa begitu hidup/? Entah pembawaan Kak Windhy buat novel ini secara ringan atau karena beberapa quotes-nya yang bikin aku manggut-mangut.
Intinya aku suka banget sama karakternya yang berkembang dengan sangat apik. Terutama, cara Nathan bicara, seperti terlempar ke jurang, begitu mengerikan tapi disisi lain itu mengandung makna. Seperti misalnya;
“Orang yang baca banyak buku kayak
kamu dan menguasai sejarah nggak
mungkin bodoh. Kamu cuma sial karena
hidup di tempat dan waktu yang salah.
Tempat dan waktu ketika kamu dianggap
bodoh kalau kamu nggak pintar dalam
hal yang namanya sains.”  Kata-kata ini meluncur saat Raka diremehkan oleh Pak Anung.
Sekali lagi aku manggut-manggut setuju dengan pernyataan yang dibuat Kak Windhy.

Sekarang, aku mulai membaca beberapa review novel Kak Windhy. Aku belum mau membaca seluruh karya-karya Kak Windhy, karena takut belum bisa move on sama Let Go.huhuhu
Over all, novel ini bisa juga dijadikan untuk waktu-waktu perenungan kaum muda. Hhhaaa, novel ini kaya akan makna, istilahnya baca novel ini sekaligus dapet pengetahuan luas tentang kehidupan di dunia ini.

Ending novel ini juga buat aku nangis malem-malem dan paginya sukses membuat mata aku bengkak.
Aku seneng sebelum bab epilog Nathan mau di operasi. Namun, setelah sampe di bab epilog… Jenjrengggg…. nangis, kesel! Kenapa kudu meninggal coba? Aduhh, Nathan yang buat Raka biar nggak benci lagi sama Ayahnya yang udah meninggal, tapi Nathan sendiri yang ninggalin Raka?
Dan novel ini ditutup dengan kata-kata dari George Bernard Shaw;
“Aku bisa kehilangan seorang teman seperti itu dengan kematianku, tetapi tidak dengan kematiannya”

Ini point bagus lagi buat Kak Windhy, dia memasukan beberapa quotes ya entah dari film, lagu dan tokoh-tokoh terkenal.

Segala kelebihan udah disebutin nih. Untuk kekurangannya, cuma satu yang disayangkan. Kak Windhy tidak terlalu memfokuskan ke EYD-nya. Hanya itu, tapi aku sebagai pembaca yang terpaku sama alurnya, jadi cuma itu kekurangan yang aku dapat.

Perfectly!
Rekomendasi banget buat kalian pecinta novel teenlit ini. Kisah romantisnya emang nggak terlalu meruak dicerita ini, namun ini bener-bener bisa membuat merinding deh cara Raka nembak Nadya yang katanya rada norak itu. Dan beberapa adegan manis Raka dan Nadya, kayak secara nggak langsung ketemu di Rental Kaset, dan sempet adu mulut tentang Nadya nggak percaya cowok yang otak diganti otot itu juga suka nonton film yang juga ia suka. Dan, cara mereka ketemu di cafe yang pada setiap hari itu memutarkan lagu-lagu classic.

Stopp!!!!
Review novel yang satu ini cukup sudah. Karena, bisa-bisa aku ketik semua isi novel ini.

Pokoknya, siapa pun kalian, harus baca novel yang satu ini.

Okayyyyy…. sampe jumpa di postingan berikutnya 🙂

Adela-

Tinggalkan komentar